Rabu, 01 Februari 2017

Menejemen Kelas

KATA PENGANTAR


Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Menejemen Kelas”. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penyusun makalah maupun pembaca makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yang terus memberikan bimbingannya dalam penyusunan makalah ini dan tidak turut lupa juga kepada sahabat-sahabat kelas PBA C yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta do’a kepada kami dalam penyusunan makalah ini . oleh karenanya, ribuan ucapan terimakasih yang terhingga kepada semua pihak yang terkait dalam hal ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Untuk kekurangan dan kekeliruan yang terdapat didalam makalah ini, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya yang dapat memotivasi dan merevisi serta selalu berinovasi kedepannya.





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Masalah utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri. Artinya pengelolaan kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan  dan mempertahankan gairah siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai 
pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan murid baik secara berkelompok maupun secara individual.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa konsep dasar manajemen kelas
2.      Apa ruang lingkup dalam manajemen kelas
3.      Apa tujuan manajemen kelas
4.      Apa pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
C.     Tujuan
1.      Agar mengetahui konsep dasar manajemen kelas
2.      Agar mengetahui ruang lingkup dalam manajemen kelas
3.      Agar mengetahui tujuan manajemen kelas
4.      Agar mengetahui pendekatan-pendekatan manajemen kelas
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Dasar Manejemen Kelas
Di dalam proses belajar mengajar terdapat dua masalah yang tutrut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu masalah pengajaran (intrukctiona management) dan masalah manajemen sekolah (clasroom management). Antara keducpaanya diyakini mempunyai implikasi dalam pencapaian hasil pembelajaran. Masalah pengajaran itu akan berhasil, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran akan sangat tergantung pada masalah manajemen kelas itu perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan atau mempertahankan kondisi optimal yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang kondusif.
Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran   ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manjemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaanya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam menggunakankemampuan orang lain. Sedangkan menurut Parker Follet (Daft dan Steers, 1986) manajemen didefinisikan sebagai “the ar tof getting done through people” atau diartikan lebih luas sebagaiproses pencapaian tujuan melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan material secara efisien (Buford dan bedeian, 1988)[1].
Selanjutnya, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas, manajemen dari kata management, yang diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Manajemen kelas mengacu pada kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut untuk dapat belajar dengan efektif. Untuk memperjelas pengertian manajemen kelas, Cooper, J.M., dalam bukunya clasroom teaaching Skills (dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1993). Mengutip lima definisi, yaitu:
1.      Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mencipatakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
2.      Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan siswa.
3.      Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru  untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
4.      Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembengkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.
5.      Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Bertitik tolak dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik benang merah bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengmbangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.[2]
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam menejemen kelas adalah penempatan indivindu, kelompok, sekolah dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru seperti mengontrol, mengatur atau mendisiplikan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas guru adalah memanaj, mengorganisir dan mengkordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek  manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif[3].

B.   Ruang Lingkup Manajemen Kelas
Ruang lingkup manajemen kelas menurut Johanna Kasin Lemlech adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan tujuannya, bahan ajarannya, sampai pada evaluasinya. Tanpa perencanaan, usaha penataan kelas tidak sebaik yang diharapkan.
b.      Pengorganisasian proses belajar-mengajar dan sumber belajar sehingga serasi dan bermakna kegiatan guru dan murid diatur, sehingga terjadi interaksi yang responsive. Penataan sumber belajar akan selalu berkaitan dengan pengorganisasian proses belajar mengajar.
c.       Penataan lingkungan yang bernafaskan pokok bahasan menjadi usaha guru dalam menata kelas agar kelas merangsang dan penuh dorongan untuk memunculkan proses belajar yang efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Udin Saifuddin, bahwa ruang lingkup manajemen kelas terdiri atas kegiatan akademik berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga berupa kegiatan administratif yang mencakup kegiatan procedural dan organisasional, seperti penataan ruangan, pengelompokan siswa dan tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan tes dan menilainya, iklim kelas yang favourable, pengorganisasian kelas, penataan kelas dan pelaporan.
Mengenai aspek-aspek manajemen kelas ini, maka dibedakan menjadi dua:

1)      Kegiatan Administratif Manajemen.
Kegiatan administratif pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Administratif dalam pandangan Shulhan adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Berkaitan dengan hal ini Nawawi berpandangan bahwa “…sebuah kelas pada dasarnya merupakan suatu unit kerja yang di dalamnya bekerja sejumlah orang untuk mencapai tujuan”. 
Dengan demikian, dalam suatu kelas harus ada upaya untuk menciptakan kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif siswa dalam sebuah kelompok. Oleh sebab itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas tentu menjalani langkah-langkah manajemen administrative yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengkomunikasian dan pengontrolan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:



1.      Perencanaan.
Perencanaan mengenai program tahunan, program semester, program bulanan, program mingguan dan harian harus disusun secara rapi dan disesuaikan dengan alokasi waktu dan beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

2.      Pengorganisasian.
Dalam program kerja kelas sebagai rencana kerja harus bersifat realistis dengan tujuan yang realistis. Dengan demikian guru dan wali kelas harus membagi beban kerja kepada seluruh personal yang ikut dalam pengelolaan kelas agar aktifitas kelas dapat berjalan dengan tertib sesuai dengan tujuan dan rencana.
3.      Pengarahan.
Guru harus memberi instruksi, petunjuk dan bimbingan sebagai pengarahan agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari perencanaan. Pengarahan ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan kepala sekolah selaku pucuk pimpinan dan penanggung jawab, juga kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, demi mewujudkan proses belajar mengajar di kelas yang efektif  dan efisien.

4.      Pengkoordinasian.
Pengkoordinasian ini bisa diwujudkan dengan menciptakan kerjasama yang disadari saling pengertian akan tugas dan peranan masing-masing, sehingga mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan pekerjaan menjadi produktif.

5.      Pengkomunikasian.
Dalam pengkomunikasian harus selalu terjalin antara guru dan wali kelas dengan siswa di dalam kelas, agar tercipta situasi kelas yang dinamis. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal dalam acara rapat, musyawarah, diskusi dan dapat berlangsung secara informal melalui kontak antar pribadi dala setiap kesempatan di dalam dan di luar sekolah.

6.      Pengontrolan.
Kegiatan kontrol ini memungkinkan untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan dalam melaksanakan program kelas. Pengontrolan kelas dapat dilakukan terhadap realisasi jadwal pelajaran, kedisiplinan siswa, partisipasi siswa terhadap kegiatan, realisasi tugas siswa. 
2)      Kegiatan Operatif Manajemen.
Agar seluruh program kelas dapat direalisasikan secara efektif mencapai tujuan, maka kegiatan administrative manajemen di atas harus ditunjang oleh kegiatan operatif manajemen berikut ini:
a)    Tata Usaha.
Tata usaha berfungsi untuk melakukan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di kelas yang bisa digunakan guru dan wali kelas untuk mengambil suatu kebijakan pendinamisan kelas.
b)   Perbekalan Kelas.
Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program kelas dapat direalisasikan secara efektif. Perbekalan kelas itu menurut Nawawi dibedakan menjadi 2 macam :

Ø  Alat-alat kependidikan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti: papan tulis, kapur tulis, kertas untuk ulangan, berbagai alat peraga.
Ø  Alat-alat non-kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran seperti: meja kursi, lemari, papan absent, buku raport, absensi, buku agenda dan lain-lain.
c)    Keuangan Kelas.
Pengadaan dan pemeliharaan perbekalan kelas mengharuskan ada dukungan dana. Dana ini diperlukan sekali ketika pembelian perbekalan kelas, sekaligus perawatannya agar segala bentuk perbekalan itu bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang relatif panjang dan tidak segera rusak atau hilang.
d)   Personal Kelas.
Di lingkungan kelas, para siswa sebagai personal kelas harus dikelola dengan baik. Kegiatan ini berkenaan dengan penempatan siswa dalam kelompok belajar, olah raga, kesenian dan lain-lain dengan mempertimbangkan faktor intelegensi, bakat, minat dan lain-lain.
e)    Kehumasan.
Kehumasan secara ekstern dapat dilakukan terhadap wali murid melalui pemberian informasi program kelas agar mendapatkan dukungan penuh, terutama bila curahan pikiran, tenaga, waktu dan keuangan dari wali murid benar-benar dibutuhkan.



C.     Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas betujuan:
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan pembelajaran yang memungkinkan pesrta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran yang mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai  dengan lingkungan social, emosional dan intelektual mereka didalam kelas.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya dan sifat sifat individunya.
John W santrock [2004]berpendapat menajemen kelas yang baik bertujuan membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan pembelajarandan mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional[4].

D.    Beberapa Pendekatan Dalam Manjemen
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini.  Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara kelompok maupun individual.
Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut.
1.      Pendekatan kekuasan
Pengeolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menunutut kepada anak didik untuk menaatinya di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.      Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, memaksa.
3.      Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan ssecara suatu proses untuk membantu anak didik agar meras bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal munkin kebeasan anak didik.
4.      Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak bolh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi  di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
5.      Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini di dasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik[5].
6.      Pendekatan Berdasarkan Perubahan Tingkah Laku [Behavior Modification Approach]
Dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguat positif [Positive Reinforcement], hukuman [Punishment], penghapusan [Extinction] dan penguat negatif [negative reinforcement]
1.      Penguat positif
Member penguat dalam kegiatan belajar mengajar kelihatan sederhana saja, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, yang antara lain dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, senyuman, anggukan atau kata-kata pujian.
2.      Hukuman
Dalam menghukum guru hendaklah berpedoman pada “punitur, qunia peccatum est” [dihukum karena bersalah] dan “punitur no peccatum” [dihukum agar tidak lagi berbuat kesalahan]. Namun guru harus menyadari hukuman tidak boleh diberikan dalam keadaan marah hukuman tidak bolleh diberikan sebagai pembalasan dendam dan hukuman itu akan memberikan efek yang positif terhadap perubahan tingkah laku siswa.
3.      Penghapusan [extinction] dan penundaan [time out]
Penghapusan adalah menahan [tidak lagi memberikan] ganjaran yang diharapkan akan diberikan seperti yang sudah-sudah [menahan pemberian penguat positif]. Penghapusan ini menghasilkan penurunan frekuensi tingkah laku yang semula mendapat penguat.
4.      Penguat negatif [Negative Reinforcement]
Adalah peniadaan perangsang yang tidak mengenakan [hukuman] setelah ditampilkannya tingkah laku yang mengakibatkan menurunnya frekuensi tingkah laku yang dimaksud. Peniadaan hukuman itu memperkuat tingkah laku yang ditampilkan dan meningkatkan kecenderungan diulanginya tingkah laku tersebut[6].

7.      Pendekatan Iklim Sosio Emosional [Socio Emosional Climete Approach]
Terdapat dua asumsi pokok yang dipergunakan dalam manajemen kelas sebagai berikut:
1.      Iklim social dan emosional yang baik dalam dalam arti trdapat hubungan inter personal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
2.      Iklim social dan emosional yang baik tergantung pada guru dalam usahanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar,yang didasari dengan hubungan manusiawi yang efektif [Hadari Nawawi, 2002].
Dalam mengembangkan iklim sosio emosional yang positif Haim C. Ginott menekankan pentingnya kemampuan guru melakukan komunikasi yang efektif dengan  siswa. Dalam komunikasi yang efektif Haim C. Ginott [1993] mengemukakan beberapa saran yang perlu dilakukan guru, yaitu:
a.       Alternative pembicaraan pada keadaan siswa, janganlah menilai sifat atau pribadi siswa, sebab hal ini dapat merendahkan martabat siswa.
b.      Kemukakanlah perasaan yang benar-benar keluar dari hati sanubari untuk membangkitkan pemahaman para siswa tetntang keadaan yang mereka hadapi.
c.       Hilangkanlah kekerasan dengan imbauan kerjasama dan penyajian kesempatan bagi para siswa untuk bertindak secara merdeka.
d.      Kenalilah, terimalah dan hormatilah ide-ide serta perasaan-perasaan siswa yang mana hal itu akan membangkitkan kesadaran siswa tentang harga dirinya.
e.       Hindarilah pertanyaan-pertanyaan atau komentar-komentar yang dapat menimbulkan kemarahan dan mengundang sikap bertahan.
f.       Hindarilah penggunaan kata-kata kasar,sebab hal itu dapat menghilangkan harga diri siswa.
g.      Berusahalah untuk berbicara singkat saja, hindarilah member ceramah yang panjang lebar dan bertele-tele karena hal itu tidak akan memotivasi siswa.
8.      Pendekatan Proses Kelompok [Group Proces Approach]
Dasar dari pendekatan ini adalah psikologi social dan dinamika kelompok yang mengemukakan dua asumsi sebagai berikut:
1.      Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks social.
2.      Tugas guru yang paling utama dalam manajemen kelas adalah pembinaan dan pemeliharaan kelompok yang produktif dan efektif.
Louis V. Johnson dan Mary A. Bany menggolongkan kegiatan kelas kedalam dua jenis, yaitu:
a.       Pemudahan [facilitation]
Yaitu merupakan tingkah laku manajemen yang mengembangkan atau mempermudah perkembangan kondisi-kondisi positif didalam kelas.kegiatan-kegiatan pemudahan meliputi :
1.      Mengusahakan terbinanya kesatuan dan kerjasama atau penciptaan keeratan.
2.      Mengembangkan peraturan dan prosedur kerja.
3.      Menerapkan kondisi-kondisi positif.
b.      Mempertahankan
Mempertahankan merupakan tingkah laku manajemen untuk memperbaiki atau mempertahankan kondisi-kondisi efektif didalam kelas. Kegiatan-kegiatan mempertahankan meliputi:
1.      Pemeliharaan semangat kerja kelompok
2.      Mengatasi konflik didalam kelompok kelas
3.      Mengurangi masalah-masalah manajemen kelompok[7]

BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Ø  manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengmbangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif
Ø  Ruang lingkup manajemen kelas terdiri atas kegiatan akademik berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga berupa kegiatan administratif yang mencangkup kegiatan procedural dan organisasional, seperti penataan ruangan, pengelompokan siswa dan tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan tes dan menilainya, iklim kelas yang favourable, pengorganisasian kelas, penataan kelas dan pelaporan.
Ø  John W santrock [2004] berpendapat menajemen kelas yang baik bertujuan membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan pembelajarandan mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.
Ø  Beberapa pendekatan Dalam Manjemen
·         Pendekatan kekuasan
·         Pendekatan ancaman
·         Pendekatan kebebasan
·         Pendekatan resep.
·         Pendekatan Pengajaran
·         Pendekatan Berdasarkan Perubahan Tingkah Laku
·         Pendekatan Iklim sosio emosional
·         Pendekatan proses kelompok



DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Bahri Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, (Rineka Cipta, Jakarta 2006)

Mulyadi, “Classroom Management”, (UIN-Malang Pres, 2009) hal. 1-4.
Sagala Syaiful, “Manjemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”, Cet ke-6,(Alfabeta Bandung  2013)
Tim Dosen administrasi Pendidikan UPI, “Manajemen Pendidikan”,
( Alfabeta, Bandung 2010 ) 

                                                                                                                              




[1]Syaiful Sagala, “Manjemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”, Cet ke-6,(Alfabeta Bandung  2013), hal. 49
[2] Mulyadi, “Classroom Management”, (UIN-Malang Pres, 2009) hal. 1-4.
[3] Tim Dosen administrasi Pendidikan UPI, “Manajemen Pendidikan”, ( Alfabeta, Bandung 2010 )  Hal. 107
[4]Op,.Cit. Mulyadi, “Classroom Management”, Hal. 4-5
[5] Syaiful bahri djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Rineka Cipta, Jakarta 2006) Hlm. 179-180
[6] Ibid.hal.180
[7] Op,.Cit. Mulyadi, “Classroom Management”,Hlm. 35-67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About