Jumat, 20 Januari 2017

Soal Obyektif dan Non Obyektif

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta, taufiq dan hidayah-NYA lah kami dapat menyelesaikn makalah ini sebatas kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dan kami berterima kasih kepada bapak Nanang Hasan Susanto selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tes soal. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam menyusun tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu kami, berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Telah di bicarakan sebelum ini bahwa di sekolah sering kali digunakan tes buatan guru(bukan standardized tes).ini disebut tes buatan guru(teacher made tes).tes yang dibuat guru ini terutama menilai kemajuan siswa dalam hal pencapaian hal yang di pelajari.
            Dalam hal ini kita bedakan atas dua bentuk tes yaitu:
1.Tes obyektif
2.Tes non-obyektif
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian soal obyektif  dan non-obyektif?
2.      Bagaimana bentuk-bentuk dari soal obyektif  dan non-obyektif?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Soal Obyektif
Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannnya dapat dilakukan secara obyektif hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay.[1]
Bentuk-bentuk soal obyektif :
1.      Soal Bentuk Pilihan Ganda
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang jawabanya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (Stem) dan pilihan jwaban (option).
Soal bentuk pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a.        Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunkan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi
b.      Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain
c.        Lebih tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak, atau masal, tetapi hasilnya harus segera diumumkan.
d.      Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif,misalnya:lebih representatif mewakili isi dan luas bahan,lebih obyektif dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
  Namun demikian, bentuk ini juga memiliki bebrapa kelemahan, antara lain:
a)      memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya,
b)      soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
c)      banyak kesempatan untuk main untung-untungan
d)     kerjasama,antara siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.[2]
Contoh soal item tes objektif dengan bentuk pertanyaan melengkapi.
1.      ibu kota provinsi jawa tengah adalah....
a.      semarang
b.      bandung
c.       surabaya
d.      ambarawa
contoh soal item tes objektif dengan bentuk pertanyaan langsung.
2.      Kota manakah yang merupakan ibu kota provinsi jawa tengah..
a.      semarang
b.      bandung
c.       surabaya
d.      ambarawa.[3]
2.      Bentuk dengan Dua pilihan jawaban (B - S)
Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah benar dan salah atau ya dan tidak.
Terdapat  beberapa keunggulan bentuk soal jenis ini:
(a). dapat mengukur berbagai jenjang kemampuan kongnitif,
 (b). Dapat mencangkup lingkup materi yang luas,
(c). Dapat diskor dengan mudah, cepat dan obyektif.
Sementara itu, bentuk soal ini juga memiliki keterbatasan , diantaranya:
(a). probabilitas menebakdengan benar adalah besar, yaitu 50% karena pilihan jawabanya hanya dua, yaitu benar dan salah,
(b). Bentuk soal ini tidak dapat digunakan untuk menanyakan sesuatu konsep secara utuh karena peserta tes hanya dituntut menjawab benar dan salah,
(c). Apabila jumlah butir soalnya sedikit, indeks daya pembeda butir soal cenderung rendah, dan
(d). Apabila ragu atau kurang memahami pernyataan soal, peserta tes cenderung memilih jawaban benar.
Contoh soal:
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bagi bangsa indonesia bermakna:
B - S
B - S
B - S
B - S
B - S
Lahirnya bangsa indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Norma pertama dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
Putusnya hubungan diplomatik dengan Belanda
Titik awal terbinanya semangat persatuan dan kesatuan

3.      Bentuk Soal menjodohkan
Soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan penyataan jawaban atau penyataan respon. Peserta tes diminta u;ntuk menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri diantara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.[4]
Beberapa keunggulan bentuk soal jenis ini diantaranya:
a.       Relatif lebih mudah dalam perumusan butir soal, terutama jika dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda.
b.      Ringkas dan ekonomis dilihat dari segi rumusan butir soal dan dari segi memberikan jawaban.
c.       Dapat dilakukan penskoran dengan mudah, cepat, dan objektif.
Soal bentuk ini juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
a.       Cenderung mengukur kemampuan mengingat sehingga kurang tepat digunakan untuk mengukur kognitif yang lebih tinggi.
b.      Kemungkinan menebak dengan benar relatif tinggi karena jumlah pernyataan soal dan pernyataan jawaban lebih banyak berbeda.[5]

Contoh soal;
1)      Presiden indonesia
2)      Wali kota pekalongan
3)      Bupati pekalongan
4)      Menteri ketenagakerjaan
5)      Wakil presiden
a.               Dr. Basyir
b.              Wiranto
c.               Joko widodo
d.              Hanif dzakiri
e.               Yusuf kalla
f.               AHMAD FATHAN RIDHO

B.     Bentuk Soal Non-Objektif
1)      Soal Tes Bentuk Uraian
Soal bentuk uraian merupakan suatu soal yang jawabanya menuntut siswa mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekpresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Berdasarkan penyekoranya, soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal bentuk uraian objektif menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau konsep tertentu sehingga penyekoranya dapat dilakukan secara objektif. Sementara itu, soal bentuk uraian nonobjektif menuntut jawaban berupa pengertian atau konsep berdasarkan pendapat masing-masing siswa sehingga penyekoranya lebih sulit untuk dilakukan secara objektif.
                        pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan nonobjektif terletak pada kapasitas penyekoranya. Pada soal bentuk objektif, kunci jawaban dan pedoman penyekoran lebih pasti, dengan komponen-komponen yang akan diskor diuraikan secara jelas dan ditentukan besarnya skor untuk setiap komponen.[6]
Contoh soal:
Buatlah karangan dengan topik “Meningkatkan minat baca siswa”, sebanyak kurang lebih 150 kata. Perhatikan ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan hubungan / keterkaitan antar kalimat.



BAB III
KESIMPULAN



A.Soal Obyektif
Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannnya dapat dilakukan secara obyektif hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay
Bentuk-bentuk soal obyektif :
1.      Soal Bentuk Pilihan Ganda
2.      Bentuk dengan Dua pilihan jawaban (B - S)
3.      Bentuk Soal menjodohkan

B.Bentuk Soal Non-Objektif
1.      Soal Tes Bentuk Uraian



DAFTAR PUSTAKA

Kusaeri suprananto,pengukuran dan penilaian pendidikan,(graha ilmu:jogjakarta),hlm123

 Suharsini aribunto,dasar-dasra evaluasi pendidikan,hlm.165

Sukardi,evaluasi pendidikan prisip dan operasionalnya,(cahaya prima santosa,jakarta timur)hlm.118





[1] Suharsini aribunto,dasar-dasra evaluasi pendidikan,hlm.165
[2] Ibid,hlm.166
[3] Sukardi,evaluasi pendidikan prisip dan operasionalnya,(cahaya prima santosa,jakarta timur)hlm.118
[4] Kusaeri suprananto,pengukuran dan penilaian pendidikan,(graha ilmu:jogjakarta),hlm123
[5] Ibid,hlm 128.
[6] Ibid,hlm.137.

2 komentar:

About