KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta, taufiq
dan hidayah-NYA lah kami dapat menyelesaikn makalah ini sebatas kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki. Dan kami berterima kasih kepada bapak Nanang Hasan
Susanto selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tes soal. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam menyusun tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kita harapkan. Untuk itu kami, berharap adanya kritik,saran dan usulan
demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Telah
di bicarakan sebelum ini bahwa di sekolah sering kali digunakan tes buatan
guru(bukan standardized tes).ini disebut tes buatan guru(teacher made tes).tes
yang dibuat guru ini terutama menilai kemajuan siswa dalam hal pencapaian hal
yang di pelajari.
Dalam
hal ini kita bedakan atas dua bentuk tes yaitu:
1.Tes obyektif
2.Tes non-obyektif
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
pengertian soal obyektif dan
non-obyektif?
2.
Bagaimana
bentuk-bentuk dari soal obyektif dan
non-obyektif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Soal
Obyektif
Tes obyektif
adalah tes yang dalam pemeriksaannnya dapat dilakukan secara obyektif hal ini
memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay.[1]
Bentuk-bentuk
soal obyektif :
1.
Soal
Bentuk Pilihan Ganda
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang jawabanya harus
dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum,
setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (Stem) dan pilihan jwaban
(option).
Soal bentuk pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a.
Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena
dapat menggunkan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi
b.
Pemeriksaanya
dapat diserahkan orang lain
c.
Lebih tepat untuk ujian yang pesertanya sangat
banyak, atau masal, tetapi hasilnya harus segera diumumkan.
d.
Mengandung
lebih banyak segi-segi yang positif,misalnya:lebih representatif mewakili isi
dan luas bahan,lebih obyektif dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur
subyektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
Namun demikian, bentuk ini juga memiliki
bebrapa kelemahan, antara lain:
a)
memerlukan
waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya,
b)
soal-soalnya
cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan
sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
c)
banyak
kesempatan untuk main untung-untungan
d)
kerjasama,antara
siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.[2]
Contoh soal item tes objektif dengan bentuk pertanyaan melengkapi.
1.
ibu
kota provinsi jawa tengah adalah....
a.
semarang
b.
bandung
c.
surabaya
d.
ambarawa
contoh soal
item tes objektif dengan bentuk pertanyaan langsung.
2.
Kota
manakah yang merupakan ibu kota provinsi jawa tengah..
a.
semarang
b.
bandung
c.
surabaya
d.
ambarawa.[3]
2.
Bentuk
dengan Dua pilihan jawaban (B - S)
Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan
jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah benar dan
salah atau ya dan tidak.
Terdapat beberapa keunggulan
bentuk soal jenis ini:
(a). dapat mengukur berbagai jenjang
kemampuan kongnitif,
(b). Dapat mencangkup lingkup materi yang
luas,
(c). Dapat diskor dengan mudah,
cepat dan obyektif.
Sementara
itu, bentuk soal ini juga memiliki keterbatasan , diantaranya:
(a). probabilitas menebakdengan
benar adalah besar, yaitu 50% karena pilihan jawabanya hanya dua, yaitu benar
dan salah,
(b). Bentuk soal ini tidak dapat
digunakan untuk menanyakan sesuatu konsep secara utuh karena peserta tes hanya
dituntut menjawab benar dan salah,
(c). Apabila jumlah butir soalnya
sedikit, indeks daya pembeda butir soal cenderung rendah, dan
(d). Apabila ragu atau kurang
memahami pernyataan soal, peserta tes cenderung memilih jawaban benar.
Contoh soal:
Proklamasi
kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bagi bangsa indonesia bermakna:
B - S
B - S
B - S
B - S
B - S
|
Lahirnya bangsa indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Norma pertama dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
Putusnya hubungan diplomatik dengan Belanda
Titik awal terbinanya semangat persatuan dan kesatuan
|
3.
Bentuk
Soal menjodohkan
Soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok
pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan soal atau
pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya
merupakan penyataan jawaban atau penyataan respon. Peserta tes diminta u;ntuk
menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada
lajur sebelah kiri diantara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.[4]
Beberapa
keunggulan bentuk soal jenis ini diantaranya:
a.
Relatif
lebih mudah dalam perumusan butir soal, terutama jika dibandingkan dengan soal
bentuk pilihan ganda.
b.
Ringkas
dan ekonomis dilihat dari segi rumusan butir soal dan dari segi memberikan
jawaban.
c.
Dapat
dilakukan penskoran dengan mudah, cepat, dan objektif.
Soal
bentuk ini juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
a.
Cenderung
mengukur kemampuan mengingat sehingga kurang tepat digunakan untuk mengukur
kognitif yang lebih tinggi.
b.
Kemungkinan
menebak dengan benar relatif tinggi karena jumlah pernyataan soal dan
pernyataan jawaban lebih banyak berbeda.[5]
Contoh
soal;
1)
Presiden
indonesia
2)
Wali
kota pekalongan
3)
Bupati
pekalongan
4)
Menteri
ketenagakerjaan
5)
Wakil
presiden
|
a.
Dr.
Basyir
b.
Wiranto
c.
Joko
widodo
d.
Hanif
dzakiri
e.
Yusuf
kalla
f.
AHMAD FATHAN RIDHO
|
B.
Bentuk
Soal Non-Objektif
1)
Soal
Tes Bentuk Uraian
Soal bentuk uraian merupakan suatu soal yang jawabanya menuntut
siswa mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekpresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis. Berdasarkan penyekoranya, soal bentuk uraian
diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal bentuk
uraian objektif menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau konsep
tertentu sehingga penyekoranya dapat dilakukan secara objektif. Sementara itu,
soal bentuk uraian nonobjektif menuntut jawaban berupa pengertian atau konsep
berdasarkan pendapat masing-masing siswa sehingga penyekoranya lebih sulit
untuk dilakukan secara objektif.
pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan nonobjektif terletak pada kapasitas penyekoranya. Pada soal bentuk objektif, kunci jawaban dan pedoman penyekoran lebih pasti, dengan komponen-komponen yang akan diskor diuraikan secara jelas dan ditentukan besarnya skor untuk setiap komponen.[6]
pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan nonobjektif terletak pada kapasitas penyekoranya. Pada soal bentuk objektif, kunci jawaban dan pedoman penyekoran lebih pasti, dengan komponen-komponen yang akan diskor diuraikan secara jelas dan ditentukan besarnya skor untuk setiap komponen.[6]
Contoh soal:
Buatlah karangan dengan topik “Meningkatkan minat baca siswa”,
sebanyak kurang lebih 150 kata. Perhatikan ejaan, tanda baca, struktur kalimat,
dan hubungan / keterkaitan antar kalimat.
BAB III
KESIMPULAN
A.Soal
Obyektif
Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannnya dapat dilakukan
secara obyektif hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
dari tes bentuk essay
Bentuk-bentuk
soal obyektif :
1.
Soal
Bentuk Pilihan Ganda
2.
Bentuk
dengan Dua pilihan jawaban (B - S)
3.
Bentuk
Soal menjodohkan
B.Bentuk
Soal Non-Objektif
1.
Soal
Tes Bentuk Uraian
DAFTAR PUSTAKA
Kusaeri suprananto,pengukuran dan penilaian pendidikan,(graha
ilmu:jogjakarta),hlm123
Suharsini
aribunto,dasar-dasra evaluasi pendidikan,hlm.165
Sukardi,evaluasi pendidikan prisip dan operasionalnya,(cahaya prima
santosa,jakarta timur)hlm.118
[1]
Suharsini aribunto,dasar-dasra evaluasi pendidikan,hlm.165
[2]
Ibid,hlm.166
[3]
Sukardi,evaluasi pendidikan prisip dan operasionalnya,(cahaya prima
santosa,jakarta timur)hlm.118
[4] Kusaeri
suprananto,pengukuran dan penilaian pendidikan,(graha ilmu:jogjakarta),hlm123
[5] Ibid,hlm
128.
[6]
Ibid,hlm.137.