Selasa, 17 Januari 2017

Psikologi Agama Sebagai Disiplin Ilmu

PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU
A.    Pengertian Psikologi Agama



        Pada hakikatnya, manusia adalah mahluk yang spesifik, baik dilihat dari segi fisik maupun nonfisiknya. Ditinjau dari segi fisik , tidak ada mahluk lain yang memiliki tubuh sesempurna manusia. Sementara dari segi nonfisik manusia memiliki struktur ruhani yang sangat membedakan dengan mahluk lain. Jasmani atau fisik manusia dikaji dan diteliti oleh disiplin ilmu anatomi, Biologi , ilmu kedokteran maupun ilmu- ilmu lainnya, sedangkan jiwa manusia dipelajari secara khusus oleh psikologi. Pengertian psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh eyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikolog Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikapdan tingkah laku seseorang yang menyangkut tata cara berfikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dri keyakinannya. Karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepribadiannya.


B.     Objek Kajian Psikologi Agama.

        Psikologi Agama tidak menyelidiki tentang ajaran- ajaran secara materil, dasar- dasarAgama dan tidak berwenang untuk membenarkan dan menyalahkan pengertian yang ada dalam agama. Yang menjadi objek dan lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala- gejala kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan ( Amaliyah) danmekanisme antara keduanya.

        Kesadaran agama adalah bagian atau segi yang hadir ( terasa ) dalam pikiran dan dapat terlihat gejalanya melalui instropeksi. Sedangkan pengalama agama adalah unsure perasaan dan kesadaran beragam, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan ( amaliah ). Dengan demikian yang menjadi lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat- akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan , kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan nya secara timbale balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan yang lainnya.



     Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya pada agama yang dianutnya. Sikap tersebut muncul karena adanya konsistensi antarakepercayaan terhadap agama sebagai unsure kognitif. Perasaan terhadap agama sebagai unsure efektif dan prilaku terhadap agama sebagai unsur konatif, jadi sikap eagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan, perasaan setidak agamaan dalam diri seseorang . hal ini menunjukkan bahwa sikap keagamaan menyangkut atau berhubungan dengan kejiwaan.

C.      Metode Penelitian Psikologi Agama

       
       Psikologi Agama berusaha untuk menjelaskan pekerjaan pikiran dan perasaan seseorang terhadap agama, baik ia orang yang tahu beragama, acuh tak acuh maupun yang anti agama.ini berarti bahwa yang di ungkapkan dan dijelaskan dalam psikologi agama adalah proses mental orang tersebut sebagaimana dalam psikologi agama tidak perlu meneliti apakah keyakinan beragama tersebut berasal dari pengaruh luar atau dari dalam dirinya sendiri.

  Menurut Jalaluddin, mengkaji psikologi agama perlu diperhatikan hal- hal berikut :

Ø  Memiliki kemampuan dalam menelitikehidupan dan kesadaran bathin manusia.
Ø  Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara empiris.
Ø  Dalam penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis.
Ø  Tidak mencampur adukkan antara fakta dengan angan- angan atau perkiraan khayal.
Ø   Mengenal dengan baik masalah- masalah psikolog dan metodenya.
Ø  Memiliki konsep mengenal agama serta mengetahui metodeloginya.
Ø  Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama.
Ø  Mampu menggunakan alat- alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiah.

BAB II

SIFAT- SIFAT UMUM AKTIFITAS MANUSIA

A. PERHATIAN


Pengertian


Para ahli psikologi mendefinisikan perhatian dalam dua macam yaitu kalau di ambil intinya sajadapat dirumuska sebagai berikut :


Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek.

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.

Macam- macam perhatian
Untuk memudahkan persoalan, maka dalam menemukakan perhatian yang dapat ditempuh cara dengan menggolong- golongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu. Adapun gologan- golongannya atau macam- macamnya perhatian itu adalah sebagai berikut:

a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi :

(1) Perhatian intensif, dan
(2) Perhatian tidak intensif.

b. Atas dasar cara timbulnya , perhatian dibedakan menjadi :
(1) Perhatian spontan ( perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja ).
(2) Perhatian sekehendak ( perhatian disengaja, perhatian refleksif ).

c. Atas dasar luasnya obyek yang dikenal perhatian , perhatian dibedakan menjadi :
(1) Perhatian terpencar ( distributuf ), dan
(2) Perhatian terpusan ( konsentrasi )

3. Hal- hal yang menarik perhatian
Dipandang dari segi praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal- hal apa yang menarik perhatian itu. Didalam mempersoalkan perhatian ini kita dapat melihat dari dua segi, yaitu dari segi obyek yang diperhatikandan dari segi subyek yang diperhatikan.

a. Dipandang dari segi obyek, maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari lainnya.
b. Dipandang dari subyek yang memperhatikan maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek.

4. Beberapa kesimpulan Praktis
a. Aktifitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi.
b. Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih intensif dari pada perhatian yang disengaja.
c. Dalam kenyataannya sebagian besar pelajaran justru diterima oleh murid dengan perhatian yang disengaja, karena itu guru atau pendidik seharusnya selalu berusaha menarik perhatian anak didiknya.

B. PENGAMATAN
1. Pengertian

Manusia mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membacanya atau mencecapnya. Cara mengenal onyek yang demikian itu disebut mengamati. Sedangka melihat, mendengar, dan seterusnya disebut modalitas pengamatan.
Dunia pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek pengaturannya, supaya memungkinkan subjek melakukan orientasi. Adapun pengaturan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengatura menurut sudut pandang ruang.
b. Pengaturan menurut sudut pandang waktu.
c. Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt.

2. Penglihatan.
Menurut obyeknya masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) melihat bentuk, (2) melihat dalam dan (3) melihat warna.

a. Melihat bentuk, yang dimaksud melihat bentuk disini adalah melihat obyek yang berdimensi dua. Baik dalam pengalman kita sehari- hari maupun eksperimen yang sudah dilakukan oleh para peneliti.
b. Melihat dalam, yang dimaksud dengan melihat dalam disini ialah melihat obyek berdimensi tiga. Salah satu gejala yang terpenting disini ialah konstansi besar. Misalnya, tapak tangan yang kita tempatkan dalam jarak 20 cm dan 40 cm dari mata kita.
c. Melihat warna, masalah melihat warna telah dapat penelitian secara meluas dan mendalam terutama segi- segi yang bersifat fisis dan fisiologis.

3. Pendengaran.
Modalitas pengamatan yang kedua adalah pendengaran. Mendengar adalah menangkap bunyi- bunyi ( suara ) dengan indra pendengar. Pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vocal antara mahluk yang satu dengan yang lainnya. Bunyi binatang dan manusia sebenarnya adalah pernyataan, dan dimengerti oleh binatang dan manusia lain dalam suatu arti tertentu.karena hal yang demikian, maka bunyi itu dapat berfungsi dua macam, yaitu :
a. Sebagai tanda ( signal )
b. Sebagai lambing.

Dalam kehidupan sehari- hari bunyi itu berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah maka sebenarnya yang kita tangkap atau kita dengar adalah artinya, bukan bunyi atau suaranya.
Bunyi atau suara dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu :

a. Berdasarkan ketentuan dapat kita bedakan antara :
– Gemerisik, dan
– Nada.

b. Selanjutnya nada itu biasa dibeda- bedakan atas dasar :
– Tinggi rendahnya , yang tergantung kepada besar kecilnya rekwensi.
– Intensitasnya yang tergantung pada amplitudonya.
– Timbrenya, yang tergantung pada kombinasi bermacam- macam frekwensi dalam tinggi rendahnya suara.

4. Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu :
(a) Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang meliputi juga indra keseimbangan atau kinertesi.
(b) Pengalaman raba secara pasif, yang meliputi beberapa indra atau kemampuan lain, yaitu :
– Indra untuk sentuh dan tekanan.
– Indra untuk mengamati panas.
– Indra untuk mengamati dingin.
– Indr untuk merasa sakit
– Indra untuk vibrasi.

5. Pembauan ( penciuman
Arti psokologis baud an pembauan ( penciuman ) masih sedikit sekali diteliti oleh para ahli, walaupun dalam kehidupan sehari- hari secara popular kita telah menyaksikan pengaruh bau- bauan itu kepada aktifitas manusia.
Henning ( 1924 ) misalnya membedakan adanya macam- macam bau utama ( bau pokok ) itu, yaitu :
(1) Bau bunga.
(2) Bau akar
(3) Bau getah
(4) Bau busuk
(5) Bau sangit
6. Pencecapan.

Dalam kehidupan sehari- hari variasi rasa cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali,. Akan tetapi indra pencecap terutama hanya peka terhadap empat macam rasa pokok, yaitu :
(1) Manis
(2) Asam
(3) Asin, dan
(4) Pahit.

Raa makanan sebenarnya tidak hanya diamati semata- mata atas dasar indra pencecap , melainkan atas dasar kombinasi- kombinasi pembau dan pencecap.

7. Beberapa masalah praktis
a. Kita mengenal dunia ini dengan pancaindra. Pengamatan dapat dikatakan merupakan pintu gerbang untuk masuknya pengaruh dari luar, baik pengaruh dunia fisis, pengalaman, maupun pendidikan.
b. Terlebih- lebih bagi anak- anak peranan pancaindra dalam menerima pendidikan atau belajar itu boleh dikatakan bersifat menentukan.
c. Selama sistem sekolah- sekolah serta pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka diantara kelima modalitas pengamatan yang paling penting peranannya adalan penglihatan dan pendengaran.


TANGGAPAN DAN VARIASINYA

1. Pengertian Tanggapan
Tanggapan biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Akan tetapi definisi ini sebenarnya kurang menggambarkan materinya sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja dari ungkapan itu. Ada tiga macam tanggapan, yaitu :
(1) Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan.
(2) Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipatikan.
(3) Tanggapan masa kini atau tanggapan refresantatif ( tanggapan mengimajinasikan ).

2. Bayangan pengiring
Biasanya orang mengemukakan dretan gejala dari yang paling berperaga, dengan berpangkal kepada pengamatan, sampai kepaling yang kurang berperaga, yaitu berfikir. Adapun deretan tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Pengamatan
(2) Bayangan pengiring
(3) Bayangan eiditik.
(4) Tanggapan dan
(5) Pengertian.

Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu ada dua macam, yaitu (1) yang positif dan (2) yang negatif.
(1) Bayangan pengiring positif, yaitu bayangan pengiring yang sama dengan warna obyeknya. Misalnya setelah kita mengalihkan pandangan dari bendera palang merah ketembok putih, terlihatlah pada tembok tersebut ( walaupun tidak jelas benar) palang merah.
(2) Bayangan pengiring negatif, yaitu bayangan pengiring yang tak sama dengan bayangan obyeknya , melainkan seperti warna komplemen dari warna obyeknya, misalnya setelah kita mengalihkan pendangan kita dari bendera palang merah ketembok putih, kita lihat warna pada tembok tersebut adalah hijau.

3. Bayangan Eidetik
Bayangtan Eidetik merupakan bayangan yang sangat jelas dah hidup sehingga menyerupai pengamatan. Bayangan eidetik itu ditemukan oleh Urbanschnitsch dan diselidiki secara luas oleh E. Jeansch dan W. Jeansch. Atas hasil penyelidikan mereka, maka kedua ahli itu ( kakak beradik) membedakan adanya dua macam tipe, yaitu :
(1) Tipe tetanoide atau tipe T, dan
(2) Tipe basedoide, Tipe B.
Bayangan Eidentik ini terutama terdapat pada anak- anak dan menghilang dengan datangnya masa puberitas.

Tanggapan memainkan peranan penting dalam belajarnya atau berkembangnya anak didik. Karena itu seyogyanyalah tanggapannya tersebut diperkembangkan dan dikontrol sebaik- baiknya. Sebagai fungsi yang bahannya diasalkan dari fungsi lain, maka macam tanggapan sering pula digolong- golongkan menurut fungsi yang mendasarinya. Hal yang banyak dikemukakan orang ialah penggolongan sesuai dengan indra yang mendasari tanggapan itu, dan berhubung dengan itu maka manusia dapat digolongkan kedalam tipe- tipe :
(1) Visual
(2) Auditif
(3) Gust tif, dan
(4) Olfaktoris.

Dalam memberikan pendidikan hendaklah perbedaan individual itu diperhatikan , supaya dapat dicapai hal yang lebih memuaskan.


FANTASI

1. Pengertian
Biasanya fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan- tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan- tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai dengan benda- benda yang ada.
Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinair, melampaui dunia rill.

2. Klasifikasi
Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Fantasi tak disadari dan,
b. Fantasi disadari.
Fantasi tak disadari adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia rill dengan tak disengaja.
Fantasi yang disadari adalah fantasi yang terjadinya dengan disengaja , dan ada usaha dari subyek untuk masuk kedunia imajinair.

3. Nilai praktis fantasi
Dalam kehidupan manusia sehari- hari, fantasi itu ternyata sangat besar gunanya antara lain dapatlah disebutkan hal- hal berikut:
(1) Fantasi memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian oang lain, dengan demikian maka, dia dapat memahami sesama manusia .
(2) Fantasi yang memungkinkan orang untuk menyelami sifat- sifat kemanusiaan pada umumnya, dengan demikian maka, dia dapat memahami kebudayaan asing , memahami nilai- nilai kemanusiaan pada umumnya.
(3) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu, dengan demikian maka dia dapat :
– Memahami apa yang terjadi ditempat lain, hal inilah antara lain yang memungkinkan orang belajar geografi.
– Memahami apa yang terjadi diwaktu yang lain , hal inilah antara lain yang memungkinkan orang belajar sejarah.

(4) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan- kegagalannya dimasa lampau.

(5) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik rill secara imajinair, sehingga dapat mengurangi tegangan psikis, dan menjaga keseimbangan batin.

(6) Fantasi memungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.


4. Beberapa catatan praktis

Dari apa yang dikemukakan itu nyatalah bahwa merupakan keharusan bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi itu .
(a) Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan manusia sehari- hari, maka haruslah fantasi itu dikembangkan.
(b) Dalam pada itu harus dijaga supaya perkembangan fantasi itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi kehidupan para anak didik kita baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
(c) Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup dengan optimisme .

E. INGATAN
1. Pengertian
Secara teori dapat kita bedakan adanya tiga aspek dalam berfungsinya ingatan itu, yaitu
(a) Mencamkan, yaitu menerima kesan- kesan.
(b) Menyimpan kesan- kesan.
(c) Mereproduksikan kesan- kesan.
Atas dasar inilah , maka biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan kesan- kesan.

2. Mencamkan
Menurut terjadinya mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Mencamkan yang sekehendak
(b) Mencamkan yang tidak sekehendak.
Aktivitas mencamkan dengan sengaja ini biasanya kita sebut menghafal. Penelitian- penelitian serta eksperimen- eksperimen dalam lapangan ini telah berhasil merumuskan hal- hal yang dapat membantu menghafal atau mencamkan ini. Sementara dari hasil- hasil tersebut adalah sebagai berikut:
(a) Menyuarakan menambah mencamkan.
(b) Pembagian waktu belajar yang tepat menambah pemcamkan.
(c) Menggunakan metode belajar yang tepat mempertinggi pencamkan.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Dari uaraian diatas dapat kita simpulkan bahwa :
Pengertian psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh eyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikolog Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikapdan tingkah laku seseorang yang menyangkut tata cara berfikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dri keyakinannya. Karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepribadiannya.
Kesadaran agama adalah bagian atau segi yang hadir ( terasa ) dalam pikiran dan dapat terlihat gejalanya melalui instropeksi. Sedangkan pengalama agama adalah unsure perasaan dan kesadaran beragam, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan ( amaliah ). Dengan demikian yang menjadi lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat- akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan , kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan nya secara timbale balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About