BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Prinsip dan pendekatan dalam
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah
bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa
untuk memahami materi ajar yang disamapikan guru dengan memelihara suasana
pembelajaran yang menyenangkan.
Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian
lainnya berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk
mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian prinsip mengajar?
2.
Apa
macam-macam prinsip dalam mengajar?
3.
Apa
pengertian pendekatan dalam mengajar?
4.
Apa
macam-macam pendekatan dalam mengajar?
C. Tujuan penulisan
1.
Mengetahui prinsip –
prinsip mengajar.
2.
Mengetahui macam –
macam prinsip dalam mengajar.
3.
Mengetahui pengertian
pendekatan.
4.
Mengetahui macam –
macam pendekatan.
BABII
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Prinsip Mengajar
Agar lalu lintas pengajaran bisa berjalan lancar, teratur,
terhindar dari beberapa hambatan yang berakibat pada stagnasi pengajaran, maka
guru harus mengerti, memahami menghayati berbagai prinsip pengajaran sekaligus
mengaplikasikan pada waktu dia melaksanakan tugasnya. Prinsip- prinsip mengajar
meliputi :
a)
Prinsip aktivitas
Thomas
M. Risk dalam bukunya “principles & practices of teaching”, mengemukakan:
“Teaching is evidence of learning experiences” (mengajar adalah proses
membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya munkin diperoleh
jika peserta didik dengan keaktifanya sendiri beraeaksi terhadap
lingkungan. Dengan demikian belajar yang
berhasil mesti melalui berbagai macam activitas, baik itu activitas visik
maupun psikis. Aktivitas fisik adalah aktivitas dengan anggota lain, bermain
ataupun bekerja. Aktivitas psikis adalah jika jiwanya bekerja atau banyak
berfungsi dalam rangka pengajaran, yang tampak bila ia sedang mengamati denga
teliti, memcahkan persoalan dengan mengambil keputusan.
Menerima
dan mendengarkan sesuatu dari orang yang ahli memiliki nilai guna bagi indivindu/peserta didik, tetapi menerima
dan mendengarkan mesti diikuti dengan membuat sendiri, memikirkan, membuktikan
sendiri. jadi learning by doing, learning by experince, menurut hasil
penyelidikan sebgai berikut:
Aktivitas
|
Hasil
|
Mendengar
Ditambah melihat
Ditambah berbuat
|
15 %
55%
90%
|
Prinsip
aktivitas-aktivitas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala sesuatu
harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri.[1]
b)
Prinsip Motivasi
Walker
(1967) dalam bukunya “conditioning and instikan rumental learning” mengatakan
“perubahan-perubahan yang dipelajari memberi hasil yang baik bilaman aorang
mempunyai motivasi untuk melakukanya”.
Thomas M. Risk memberikan pengertian
motivasi sebagai berikut: motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru
untuk menimbulkan motif-motif para peserta didik yang menunjang kearah tujuan-tujuan
belajar.
Kemudian, Prof. S. Nasution mengemukakan:
Motifasi peserta didik adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak
itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan)
c)
Prinsip Individualitas
Mengajar
adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada
sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang kita inginkan adalah perubahan
perilaku setiap siswa. Guru dikatakan baik dan profesional jika ia menangani 32
orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya,
dikatakan guru tudak baik dan tidak profesional jika ia menangani / mengajar 32
orang siswa, 31 orang siswa tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran.[2]
Individu
sebagau manusia merupakan orang-orang yang memiliki pribadi. Kekhususan jiwa
itu menyebabkan indivindu yang satu berbeda dengan individu lainya.
Iqbal mengatakan bahwa perkembangan individualitas merupakan suatu
proses yang kreatif. Dalam proses individu harus memainkan peranan yang aktif,
selalu mengadakan aksi dan reaksi yang bertujuan terhadap lingkunganya. Dengan
demikian tumbuh kembangnya individu sangat didukung oleh lingkungan (kelas).
Ibn kaldun menganjurkan agar
bidang studi itu, susah gampangya disesuaikan/diseimbangkan dengan kemampuan
otak masing-masing peserta didik.
Ibn Sina menganjurkan supaya pembawaan, kesediaan, kemampuan pesrta
didik dierhatikan dalam menuntunya kepada suatu bidang pekerjaan yang akan
dipilihnya di masa datang.
Sedangkan al-Ghazali mengatakan bahwa kejadian pertama dan utama
bagi guru adalah mengajarkan kepada peserta didik apa yang mudah dipahami,
sebab suatu bidang studi yang sukar akan berakibat kericuhan mental dan peserta
didik akan menjauhi/tidak memperhaitkan.
d)
Prinsip lingkungan
pembawaan
yang potensial dari individu itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan
dapat berkembang menjadi bermacam-macam kenyataan hasil interaksi dengan
lingkunganya. Pembawaan menentukan batas-batas kemungkinan yang dapat dicapai
oleh individu, tetapi lingkungan menentukan menjadi individu dalam kenyataan.
e)
Prinsip konsentrasi
Secara
psikologis, jika memusatkan perhatian pada sesuatu maka segala stimulus lainya
yang tidak diperlukan tidak masuk dalam alam sadarnya. Akibatnya dari keadaan
ini adalah pengamatan menjadi sangat cermat dan berjalan dengan baik. Stimulus
yang menjadi perhatianya kemudian menjadi mudah masuk ke dalam ingatan, juga
akan menimbulkan tanggapan yang terang, kokoh, tidak mudah hilang bahkan dapat
dengan mudah untuk direproduksikan.
f)
Rinsip Kebebasan
Pengertian
kebebasan menurut Rosella Linskie, dalam bukunya “The Learning Procces”
adalah : mengandung tiga dimensi
a.
Self directedness
b.
Self dicipline
c.
Self control
Kemudian menurut Felton Sheen memberikan batasan kebebasan ke dalam
:
a.
There is the freedom to do only what you went to do
b.
There is the freedom to do only what you must to do
c.
There is the freedom to do only what you ought to do[3].
g)
Prinsip peragaan
Peragaan
meliputi semua pekerjaan pancaindra yang bertujuan untuk mencapai pemberian
pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dalam mengunakan alat-alat indra.
h)
Prinsip kerja sama dan persaingan
Jean
D. Grambs berpendapat bahwa pengajaran di sekolah yang demokratis. Kerja sama
maupun persaingan sama pentingnya, hanya persaingan yang dimaksud bukan
bertujuan untuk memperoleh hadiah/kenaikan pangkat, tetapi untuk mencapai hasil
yang lebih tinggi atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi kelompok.
Relasi
dan kerja sama dalam kelompok yang demokraris itu yakni setiap individu
berperan secara aktif dan ikut beerja sama. Proses kelompok memiliki dua ciri
yaitu :
a.
Peran
serta individu dalam segala kegiatan.
b.
Kerja
sama antar individu dalam kelompok.
i)
Prinsip apersepsi
Apersepsi
adalah suatu penafsiran buah pikiran yaitu menyatupadukan dan mengasimilasi
sesuatu pengamatan dan pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi
sebagai salah satu fenomena yang di alami individu tatkala ada kesan baru yang
masuk kesadaran serta bersosialisasi dengan kesan-kesan lama yang dimiliki
dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas, kesan yang lama
disebut bahan apersepsi.
Apersepsi
dimulai dengan menghubungkan lebih dulu pelajaran sebelumnya sebelum menyajikan pelajaran baru, bisa disajikan
melalui pertanyaan.
j)
Prinsip korelasi
Korelasi
(saling berkaitan) pengajaran dengan masalah-masalah keseharian individu maupun
dengan bidang lain akan menjadikan sesuatu yang baru dan berguna bagi peserta
didik serta melatih upaya pemecahan dengan berdasar pada skill atau pengetahuan
dari pengajaran tersebut.
Guru
hendaknya berusaha menghubungkan pengajaran dari mata pelajaran yang sedang
diajarkan/dipelajari peserta didik dari bahan pengajaran dari mata pelajaran
yang lain.
k)
Prinsip efisiensi dan efektifitas
Pengajaran
yang baik adalah proses pengajaran dengan waktu yang cukup serta dapat
membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara tepat, cermat, dan
optimal. Di sini peran metode sangat menentukan disiplin kelas dan disiplin
waktu perlu disadari oleh setiap subjek pengajaran. Semua komponen pengajaran hendaknya
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung efisiensi dan efektifitas. Jadi
pengajaran yang baik mestinya dapat berhasi guna dan berdaya guna.
l)
Prinsip globalitas
Menurut
prinsip globalitas (integralitas) bahwa keseluruhan adalah menjadi titik awal
pengajaran. Peserta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dahulu baru
kemudian bagian-bagiannya. Yaitu mengenalkan pengajaran kepada peserta didik
dari pengertian yang umum kepada kaidah-kaidah yang khusus.
m)
Permainan dan hiburan
Kelas
pemgajaran yang penuh konsentrasi menjadikan peserta didik kelalahan, bosan,
butuh refresing dan rekreasi. Peserta didik hendaknya diijinkan bermain,
bersukaria, berbicara bebas, bergerak-gerak untuk mengendorkan syaraf-syaraf
yang kencang dan menghindarkan kebosanan asalkna memiliki manfaat bagi
kelangsungan dan kelancaran aktivitas pengajaran. Bisa berupa humor atau dalam
bentuk lain.[4]
B.
Pengertian Pendekatan
Menjadi
guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif.
Hal iini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. Cara guru melakukan suatu pendekatan pembelajaran munkin
memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainya.
Dalam
melakukan suatu pembelajaran, agar para murid terkondisikan dan dapat menerima
pelajaran dengan baik, maka diperlukan suatu pendekatan yang harus dilakukan
seorang pengajar kepada para siswanya.
Macam-macam
pendekatan belajar mengajar :
1.
Pendekatan yang berhubungan dengan penyampaian materi
a.
Pendekatan kompetensi
Komptensi
menunjukan kepada kemampuan melaksanakan kepada sesuatu yang diperoleh melalui
pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi sampai dengan melakukan
operasi jantung. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, komptensi
menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan
memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Komptensi selalu dilandasi
oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan
“bagaimana” perbuatan tersebut dilakukan.
Paling
tidak terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari pendidikan berdasarkan
pendekatan kompeetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran
kelompok kearah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep
belajar tuntas adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa
dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik akan dapat belajar
dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Landasan teoritis
yang ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha
penyusunan kembali definisi bakat.
b.
Pendekatan lingkungan
Pendekatan
lngkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan
sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran
akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari
lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan
berfaedah bagi lingkunganya.
Belajar dengan pendekatan lingkungan
berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara
mengamati sendiri apa-apa yang ada dilingkungan sekitar, baik diligkungan rumah
maupun disekolah . dalam pada itu, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang
ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu
tentang masalah yang dihadapi[5].
Pembelajaran
berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilingkungan dengan dua cara:
1.
Membawa
peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.
2.
Membawa
sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untukkepentingan pembelajaran.
Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, bisa juga sumber tiruan,
seperti model dan gambar.
c.
Pendekatan kontekstual
Pembelajaran
kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang
dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan kurikulum 2004.
CTL merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan materi pemblajaran dengan dunia kehidupan peserta
didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
d.
Pendekatan tematik
Pendekatan
tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang diguanakan dalam
implementasi 2004, terutama di Taman Kanak-kanak dan Roudlotul Athfal, serta
pada kelas rendah di SD dan MI.
Pendekatan tematik dapat dilaksanakan oleh
seoran guru, jadi semua bahan ajar menjadi tanggung jawabnya. Dapat pula
dilaksankan oleh beberapa orang guru secara kolektif, namun harus dilandasi
dengan kelancaran kounikasi, semangat kerja sama, dan mengadakan kordinasi yang
baik diantara mereka.
e.
Pendekatan Tujuan Belajar
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai.
Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan
pendekatan lainya, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
f.
Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing
memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan
konsep yang menjadi fokus. Dengan berbagai metode-metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep[6].
g.
Pendekatan Inquiri
Penggunaan
pendekatan inquiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendaliman situasi yang
dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik
yang digunakan oleh para ahli peneliti. Pendekatan inquiri dibedakan menjadi
inkuiri terpimpin dan inquiri bebas (terbuka). Perbedaan antara keduanya
terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatanya.
h.
Pendekatan Penemuan
Penggunaan
pendekatan penemuan berarti kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan
tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Pada umumnya
materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian pula situasi
yangmenunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan yang
secara langsung berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.
i.
Pendekatan Proses
Pada
pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses, seperti mengamati, berhepotesa, merancanakan,
menafsirkan dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
j.
Pendekatan Interaktif
Pendekatan
ini memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian
melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Pertanyaan yang diajukan siswa sangat bervariasi sehingga guru perlu melakukan
langkah-langkah menyimpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi
suatu pertanyaan yang spesifik.
k.
Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan
pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui
praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi pertam
siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan
data, menyusun data dan menyusun serangkaian petanyaan yang mengarahkan ke
pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang
merancang pemecahanya sendiri. guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan
membantu memberikan petunjuk[7].
l.
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan
ketrampilan proses merupakan pendekatan pebelajarn yang menekankan pada proses
belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilaidan sikap, serta menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental dan
sosial peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan.
Indikator-indikator pendekatan ketrampilan proses antara lain,
ü Mengidentifikasi
ü Mengklarifikasi
ü Menghitung
ü Mengukur
ü Mengamati
ü Mencari hubungan
ü Menafsirkan
ü Menyimpulkan
ü Menerapkan
ü Mengkomunikasikan dan
ü Mengekpresikan diri.
Kemampuan – kemampuan yang menujukan keterlibatan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam
kegiatan pembelajaran tersebut.
m.
Pendekatan dan kebermaknaan
Bahasa
adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat, dan
perasaan, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa inggris adalah bahasa asing
pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
Dalam
rangka penguasaan bahasa inggris tidak bisa mengabaikan maslah pendekatan yang
harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Diantara sebab kegagalan penguasaan
bahasa inggris oleh siswa adalah kurang tepatanya pendidikan yang digunakan
oleh guru. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan
begitu saja , karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang
pendidikan yang dimasukinya. Karena perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke
arah pemecahan masalah tersebut maka digunakanlah pendekatan baru yaitu
pendekatan kebermaknaan.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agar lalu lintas pengajaran bisa berjalan lancar, teratur,
terhindar dari beberapa hambatan yang berakibat pada stagnasi pengajaran, maka
guru harus mengerti, memahami menghayati berbagai prinsip pengajaran dan
pendekatan belajar mengajar sekaligus mengaplikasikan pada waktu dia
melaksanakan tugasnya.
[1]Abdul
Khobir, Strategi dan Metode Pembelajaran, Gama Media Yogyakarta, Hlm 38-39
[2] Nunuk
Suryani & Leo Agung. Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta: Ombak,
2012), hlm 9-10
[3] Opcit,
Abdul Khobir, Strategi dan Metode Pembelajaran,.hlm 42
[4] Ibid
,. Hlm 44
[5] Ibid
,. Hlm 76
[6] Ibid
,. Hlm 82
[7] Ibid
,. Hlm 83
[8]Ibid,.
Hlm 86